Pengikut

Rabu, 18 Jun 2014

Bab menziarahi kematian dan menangis

سَمِعْتُ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ لَمَّا قُتِلَ أَبِي جَعَلْتُ أَكْشِفُ الثَّوْبَ عَنْ وَجْهِهِ أَبْكِي وَيَنْهَوْنِي عَنْهُ وَالنَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَنْهَانِي فَجَعَلَتْ عَمَّتِي فَاطِمَةُ تَبْكِي فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَبْكِينَ أَوْ لَا تَبْكِينَ مَا زَالَتْ الْمَلَائِكَةُ تُظِلُّهُ بِأَجْنِحَتِهَا حَتَّى رَفَعْتُمُوهُ

رواه  بخاري 

Diriwayatkan dari Jabar bin 'Abdullah r.a.: Pada saat ayahku (mati) syahid aku menutupkan kain ke wajahnya dan menangis. Orang-orang melarangku menangis tetapi Rasulullah s.a.w. sendiri tidak melarangku. Kemudian Fathimah, bibiku, mulai menangis. s.a.w. bersabda, "Tak ada yang berubah apakah kau menangis atau tidak. Para malaikat tengah menaunginya dengan sayap mereka hingga kau mengangkatnya."

Riwayat Bukhari

Tiada ulasan:

Catat Ulasan